KANALDESA.ID — Desa Wisata Tlingsing memiliki suasana sejuk khas pedesaan dan hamparan sawah yang indah akan memanjakan mata kita ketika masuk ke Desa Wisata Tlingsing yang berada di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah.
Mayoritas penduduk Desa Tlingsing ini berprofesi sebagai petani dan pengrajin lurik.
Berbeda suasana saat ini dengan adanya dampak dari El Nino, pasalnya rombongan Anggota Komisi IV DPR RI bersama Kementan, Kamis siang (16/11/2023) mengunjungi langsung salah satu daerah yang terdampak kekeringan akibat El Nino di Desa Tlingsing Kecamatan Cawas Klaten Jawa Tengah.
Budhy Setyawan ketua rombongan Komisi IV DPR RI menyampaikan tujuan kunjungan spesifik kali ini selain untuk melihat langsung dampak dari El Nino, juga mendengarkan aspirasi petani di desa tersebut. Hasil kunjungan memang sebagian lahan pertanian mengalami kekeringan yang cukup panjang yang tidak pernah terjadi selama kurun waktu 10 tahun terakhir sehingga butuh penanganan segera.
Budhy pun mengapresiasi langkah Gernas dan program IP 400 yang dilakukan Kementan ini terbukti dari data terjadi peningkatan produksi beras walau sempat terdampak El Nino.
Selain itu Budhy juga mencatat permasalahan yang ada seperti perbaikan jaringan irigasi, permintaan sumur pompa, benih padi super genjah dan pupuk subsidi akan dijadikan prioritas dan diperjuangkan di parlemen.“Kami komisi IV bersama Kementan sudah mengalokasikan bantuan untuk perluasan dan peningkatan indeks pertanaman padi dan gernas El Nino.”
Budhy menambahkan Komisi IV DPR RI saat ini juga telah menyetujui penambahan anggaran untuk Kementan sebesar Rp. 5,8 T sebagai bentuk perlindungan terhadap petani dan upaya dukungan dalam peningkatan produksi padi nasional.
Bupati Klaten Sri Mulyani menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan yang diberikan oleh Komisi IV DPR RI dan Kementan selama ini terutama saat El Nino seperti sekarang. Saat ini di daerah yang dampak El Nino seluas 430 ha dan puso 29 ha dari 31.000 hektar luas baku sawah.
Sri Mulyani mengapresiasi langkah cepat Kementan untuk mencegah meluasnya dampak El Nino di daerahnya. Kementan mengalokasi bantuan dari dampaknya El Nino seluas 5.247 ha dan sudah terealisasi 1.799 ha di 18 kecamatan.“Bersyukur alhamdulillah walau terdampak El Nino Kabupaten Klaten masih tetap surplus beras” tuturnya. Berdasarkan data BPS (angka sementara) tahun 2023 Klaten memproduksi 204.558 ton beras meningkat 10.140 ton dibandingkan tahun 2022 sebesar 194.418 ton.
Sri berharap, ke depan Komisi IV DPR RI dan Kementan tetap mendukung Klaten sebagai sentra padi nasional dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Klaten melalui bidang pertanian.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi menyampaikan bahwa Kabupaten Klaten dengan slogan Klaten Bersinar telah dibuktikan dengan inovasinya dalam memacu produksi padi. “Klaten telah berhasil bertanam padi pola IP400 empat kali tanam empat kali panen setahun seluas 10.000 hektar dari luas baku sawah sekitar 30.009 hektar” jelasnya.
Dalam tinjauan kali ini, melihat lokasi dampak El Nino yang terlihat sangat kering 100 an hektar tetapi total di Klaten dari luas baku sawah seluas 30 ribu hektar ada 450 hektar yang kena kekeringan. “Kenapa kering, karena mengandalkan saluran air dari Wonogiri Waduk Gajah Mungkur yang kering sehingga berakibat tidak ada aliran kesini”, jelasnya. “Ini bukan puso, tetapi ini setelah panen dibera nunggu air”, tambah Suwandi.
Senada dengan Suwandi, Kepala Desa Tlingsing Dwi Riyanto kepada KANALDESA.ID menyampaikan setelah panen di bulan September lalu dan segera tanam setelah turun hujan bulan Desember.
Lebih jauh ia menyampaikan bahwa hal ini sudah terkompensasikan lebih dari 2.000 hektar penambahan tanam untuk mengurangi penurunan produksi.
Pemerintah akan mendukung penerapan pola IP400 dengan memberikan varietas genjah, saluran air yang baik, mekanisasi ini salah satu contoh yang bagus dalam rangka inovasi varietas padi Rojolele Srinuk, wangi dan umur nya lebih pendek.
Sesuai dengan kebijakan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, seluruh jajaran Kementan diminta untuk menggenjot produksi padi dan jagung dengan berbagai upaya-upaya baik di lahan sawah, lahan kering, tadah hujan maupun di rawa-rawa dan saat ini harus dikejar masa tanamnya.(Kades/Red)
Related Posts
Wamentan Sudaryono: Petani Tidak Boleh Susah
Bupati Klaten Resmikan Pendapa “Pandawa” Desa Blanceran Karanganom
Rektor Unwidha Prof. DR. Triyono: Generasi Z Harus Bisa Berkompetisi Dalam Perkembangan Teknologi
Unwidha Klaten Kukuhkan dan Melantik 132 Mahasiswa Peserta Didik PPG
Desa Pundungsari Trucuk Terpilih Program KBMKB XXV
No Responses