Cethik Geni “Kami Tidak Mengharuskan Kamu Untuk Berbudaya Tetapi Jangan Halangi Kami Yang Berbudaya”

KANALDESA.ID (Klaten, Jawa Tengah) — Hari ini, Minggu (07/02) gelaran Wetonan Cethik Geni di Pawon Cethik Geni yang jatuh pada Minggu Wage, 07 Februari 2021. Wetonan atau ulang tahun ‘Lompya Duleg Khas Delanggu’ di dukuh Lemburejo, desa Gatak, kecamatan Delanggu, kabupaten Klaten, dihelat dengan protokol kesehatan (3M) yang ketat serta khidmat, walaupun masih di tengah ‘wabah’ pandemi korona berlangsung. 

Sakralisasi ‘Cethik Geni’ dimulai tepat pukul 09.00 wib oleh sesepuh ‘Lompya Duleg’ Mbah Sidal (di pawon/dapur rumahnya) dengan diiringi musik sakralisasi (oleh mas Gardian dan Supri) dan kidung (mas Apid), dilanjutkan dengan menyalakan ‘Jata Nirmala’, Kyai ‘Teplok Kala Padang’ yang dibawa ketua Paguyuban Lompya Duleg Khas Delanggu (pak Didik). Kemudian, Kyai ‘Teplok Kala Padang’ diserahkan kepada perwakilan disabilitas (Antony Fery Doz Santoz) untuk dibawa menuju Singgasana Kenduri Toleransi. Proses menyalakan api inilah yang disebut Cethik (nyala) dan Geni (api).

Dalam pantauan KANALDESA.ID, rangkaian ‘Kenduri Toleransi’ dimulai dengan menyanyikan lagu ‘Indonesia Raya’, doa bersama (lintas agama), mengucapkan bersama-sama ‘Ikrar Cethik Geni’ dan diakhiri dengan lagu ‘Bagimu Negeri’ yang dilakukan oleh semua pelaku ritual Cethik Geni, awak media dan penonton.

Adapun ‘Ikrar Cethik Geni’ yang dibacakan, sebagai berikut:

IKRAR CETHIK GENI

Semangat Berbudaya, Selamat Berbudaya, Menyelamatkan Budaya, Mempertahankan Budaya. 

Kami Tidak Mengharuskan Kamu Untuk Berbudaya Tetapi Jangan Halangi Kami Yang Berbudaya.

 

Di sela-sela acara, Angayoga Agastya sebagai humas kegiatan ‘Ritual Cethik Geni’ mengatakan, ritual ‘Cethik Geni’ bertujuan untuk memperingati lahirnya makanan berupa ‘Lompya Duleg Khas Delanggu’. Sehingga diharapkan bisa tetap bertahan, lestari dan dikenal masyarakat umum. 

“Perayaan ritual kali ini dilakukan terbatas (anggota) karena masih dalam suasana pandemi. Saat ini, kami sudah mengelola koperasi ‘Mugi Langgeng’ yang beranggotakan puluhan pedagang serta perajin ‘Lompya Duleg Khas Delanggu’, baik dari desa Gatak maupun dari luar desa Gatak. Perayaan ‘Cethik Geni’ ini kali ketiga sejak tahun 2019 yang jatuh pada Minggu Wage tiap tahunnya. Kami bersyukur, acara terlaksana dengan sukses, harapannya perajin atau pedagang ‘Lompya Duleg Khas Delanggu’ dapat mempertahankan untuk memproduksi dan memasarkannya karena ini usaha turun temurun,” pungkasnya. (Kades/Red)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply